Metode Jigsaw
Metode jigsaw
pertamakali dikenalkan pada guru‐guru SD dan SMP pada akhir tahun
1970an sebagai metode pembelajaran yang dapat menghasilkan capaian
akademik dan social‐emotional (Resor, 2008; Steiner, Stromwall, Brzuzy,
dan Gerdes, 1999). Pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
memiliki tujuan kognitif, yaitu pengetahuan faktual akademis; dan tujuan
sosial, yaitu kerjasama kelompok.
Metode pembelajaran jigsaw
adalah metode pembelajaran yang hampir sama dengan metode pembelajaran
skrip kooperatif, namun pada metode pembelajaran jigsaw pembagian topik
dan pembagian tugas lebih spesifik lagi.
Model pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual.
Sistem pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/
belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini
adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal,
keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Falsafah yang mendasari pembelajaran
kooperatif (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “homo
homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran
kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat
pada table berikut ini:
No comments:
Post a Comment