Monday, September 16, 2013


                                  BAB II

Behaviorisme lahir diperjuangkan oleh pendirinya, B. Watson. Watson juga menulis buku yang berjudul “Psychology as the Behaviorist Views It.” Behaviorisme menjadi aliran dominan dari tahun 1920-1950, namun ia tidak sepenuhnya bebas dari penantang. Pendapat yang menantangnya , yakni psikologi Gestal, menekankan pada pentingnya persepsi pemelajar dalam situasi pemecahan masalah dan karenanya ia membahas persoalan kognisi.
Dua pendekatan awal untuk mempelajari perilaku adalah pengkondisian klasik dan koneksionisme. Kebenaran adalah “hal-hal yang bisa dilakukan.” John Watson mendukung studi perilaku. Alasannya adalah semua organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui respons, dan respons-respons tertentu biasanya disebabkan oleh peristiwa (stimuli) tertentu. Dengan mempelajari perilaku, psikolog akan mampu untuk memprediksi respons yang akan menjadi ilmu eksperimental objektif.
A.      Asumsi Dasar
Tiga asumsi dasar tentang belajar:
1.       Fokus pada perilaku yang diamati bukan kejadian mental.
2.       Perilaku harus dipelajari melalui elemennya yang paling sederhana.
3.       Proses belajar adalah perubahan behavioral.

B.      Ivan Pavlov
Eksperimennya yang terkenal adalah tentang refleks. Yang mengontrol perilaku sederhana saat meneliti refleks keluarnya air liur anjing.
Pengkondisian klasik Pavlov:
Sebelum classical conditioning
·         Neutral Stimulus              =  Tidak ada respons
·         UCS                               =  UCR
Proses classical conditioning
·         Neutral stimulus + UCS   = UCR
Setelah classical conditioning
·         CS                                  = CR
Ket:
UCS        = Unconditional Stimulus
UCR        = Unconditional Respons
CS           = Conditional Stimulus
CR           = Conditional Respons
Hal lain yang dapat diukur adalah resistensi terhadap pelenyapan (extincion) dan hambatan (inhibition).

C.      John Watson
Watson sepakat dengan Sigmund Freud, bahwa kehidupan emosi dewasa dimulai sejak masa bayi dan emosi itu dapat ditransfer dari suatu objek/ kejadian ke objek atau kejadian lainnya. Menurutnya, pengkondisian melibatkan 3 reaksi dasar (cinta, marah, takut). Watson melakukan eksperimen dengan mengondisikan ketakutan Albert (anaknya) terhadap beberapa objek yang berbulu halus.

D.      Edward Thorndike
Meskipun koneksionisme Edward Thorndike biasanya dirujuk sebagai teori behavioris, ia berbeda denan pengkondisian klasik dalam dua hal. Pertama, Thorndike tertarik dengan proses mental, dan dia pertama-tama mendesain eksperimennya untuk meneliti proses pemikiran binatnag. Kedua, alih-alih meriset reaksi refleks atau tidak sukarela, Thorndike meneliti perilaku mandiri atau sukarela. Prosedur eksperimentalnya yang khas adalah membuat hewan harus keluar dari kurungna (atau membuka kotak tertutup) untuk mendapatkan makanan. Thorndike menggunakan kotak puzzle yang mengharuskan penekanan tuas atau mekanisme lain agar bisa keluar dari kotak.
Thorndike awalnya mengidentifikasi tiga hukum belajar:
1.       Hukum Efek (law of effects)
Menyatakan bahwa suatu keadaan yang memuaskan setelah respons akan memperkuat koneksi antara stimulus dan perilaku yang tepat, dan keadaan yang menjengkelkan akan melemahkan koneksi tersebut.
2.       Hukum Latihan (law of exercise)
Menyatakan bahwa perulangan atau repetisi dari pengalaman akan meningkatkan peluang respons yang benar.
3.       Hukum Kesiapan (law of readiness)
Mendeskripsikan kondisi yang mengatur keadaan yang disebut sebagai “memuaskan” atau “menjengkelkan”.

E.       Gestalt
 Fokus awal Gestalt adalah pengalaman persepsi. Ada 4 asumsi dasar Gestalt:
1.       Yang dipelajari adalah perilaku molar bukan molecular.
2.       Organisme merespons “keseluruhan sensoris yang tersegregasi”.
3.       Lingkungan geografis sebagaimana adanya, lingkungan behavioral cara suatu muncul
4.       Organisasi sensoris.
Hukum Gestalt dasar, yakni hukum Pragnanz, dan hukum terkait. Istilah Pragnanz berarti esensi, dan hukum ini menunjukkan pengorganisasian psikologis terhadap sekelmpok stimuli. Hukum terkait, hukum organisasi perseptual mendeskripsikan 4 karakteristik utama dari bidang visual yang memengaruhi persepsi yaitu, kedekatan dari setiap elemen (proximity), ciri yang sama, seperti warna (similarity), tendensi elemen untuk melengkapi pola (open direction), dan kontribusi elemen stimulus terhadap struktur sederhana keseluruhan (simplicity).

F.       Perbandingan antara Behaviorisme dan Tori Gestalt
Aplikasi ke Pendidikan
Behaviorisme mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku dan mengidetifikasi stimuli dan respons spesifik sebagai fokus riset. Sebaliknya, psikologi Gestalt berpendapat bahwa seseorang merespons stimuli yang terorganisasi dan persepsi perorangan adalah faktor penting untuk memecahkan masalah.
Selain kontribusi untuk psikologi (deskripsi neuroses dan faktor dalam kecanduan obat), pengkondisian klasik juga membahas aspek-aspek dari situasi sehari-hari.
Isu yang diangkat psikologi Gestalt untuk masalah pendidikan adalah soal makna, pemahaman, dan wawasan yang merupakan karakteristik manusia.

No comments:

Post a Comment